bosswin168 slot gacor 2023
situs slot online
slot online
situs judi online
boswin168 slot online
agen slot bosswin168
bosswin168
slot bosswin168
mabar69
mabar69 slot online
mabar69 slot online
bosswin168
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
https://wowcamera.info/
mabar69
mahjong69
mahjong69
mahjong69
mabar69
master38
master38
master38
cocol88
bosswin168
mabar69

Hassan Karim dan reformasi yang gagal

Hassan Karim dan reformasi yang gagal

Pak Hassan (Hassan Karim), kawan lama saat saya berkampanye di Tanjung Piai, banyak memberi saya bimbingan saat itu. Kami bertemu beberapa kali dan saran yang diberikan sangat berguna.

Membaca komentarnya di halaman portal tentang Dr Mahathir Mohamad tentang Keutamaan Orang Melayu, bagi saya itu adalah komentar yang wajar dan harus diperlakukan dengan adil juga.

Tapi tentu ada ruang bagi saya untuk menyerang agar pandangan ini benar-benar teruji dan bisa diterima.

Membaca politik Mahathir tidak sama dengan membaca politik Anwar Ibrahim, saya tahu Pak Hassan sangat mengagumi sang perdana menteri sekaligus berusaha rasional dalam mengatasi ibadahnya.

Saat ini, reformasi yang kita (Pakatan Rakyat-Pakatan Harapan) rintis sejak tahun 1998 didominasi oleh fenomena pencemaran nama baik.

Argumen melawan nepotisme – sekarang ternyata berbagai janji politik telah gagal, di sini argumen bahwa mereka tidak makan gaji sudah tidak asing lagi.

Menentang Umno – hari ini mereka bekerja sama dalam argumen pemerintah bersatu ketika tanpa dukungan Umno, PH masih dapat membentuk pemerintahan.

Argumen menentang ras – kini ternyata gagal karena hanya menargetkan sekelompok musuh politik, dan pada saat yang sama mereka harus menunjuk wakil perdana menteri yang saat ini sedang berkutat dengan kasus pengadilannya. Di sini argumen ‘terpaksa’ digunakan.

Hujatan Mahathir terhadap kroniisme dan nepotisme – hingga saat ini gagal dibuktikan, hujatannya hanya menjadi pernyataan retoris sejak 1998.

Argumen melawan rasisme – juga akan gagal jika fakta P Ramasamy yang bertentangan dengan institusi (masalah rasio publik Melayu) tidak mengambil tindakan apa pun.

Bahkan menuduh Mahathir sebagai kelompok rasial yang aneh, isi Proklamasi sendiri belum dibaca dan didiskusikan, di sini argumen ‘komunitas’ digunakan seenaknya.

Pada saat yang sama, fitnah malas ini berusaha ditutup-tutupi dengan menyewa jurnalis siber atau tentara siber untuk memaki, memaki, dan menghina mereka yang mengkritik Anwar dan kerajaannya di media sosial.

Para cendekiawan dan cendekiawan di PKR dipandang tidak bisa menerima kritik tersebut dan dikontrak untuk menyewa “macai” padahal buku dan wacana yang mereka hasilkan cukup banyak.

Dengan modus operandi kelompok Anwar saat ini, jelas terlihat bahwa mereka lebih buruk dari UMNO dan lebih jahil dari PAS yang dianggap ekstremis.

Anwar dan kelompok PKR adalah ‘preman demokrasi’ atau pengganggu demokrasi yang akan terus melecehkan, menghina dan mengutuk siapapun yang mengkritik kepemimpinannya.

Yang menyedihkan, Pak Hassan, seorang pemimpin yang dipandang lebih rasional, tak mampu berbuat apa-apa, ia hanya menutup telinga terhadap kerusakan dan kegagalan reformasi yang diselubungi hinaan.

Mahdzir Ibrahim

Kepala Petugas Informasi GTA