bosswin168 slot gacor 2023
situs slot online
slot online
situs judi online
boswin168 slot online
agen slot bosswin168
bosswin168
slot bosswin168
mabar69
mabar69 slot online
mabar69 slot online
bosswin168
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
https://wowcamera.info/
mabar69
mahjong69
mahjong69
mahjong69
mabar69
master38
master38
master38
cocol88
bosswin168
mabar69
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 BARON69 RONIN86 DINASTI168

Mengenang Ishak Surin: Perjuangan politik dan ideologi sosialisme

Mengenang Ishak Surin: Perjuangan politik dan ideologi sosialisme

Perjuangan politik Cikgu Ishak Surin dimulai pada tahun 1955 ketika Parti Rakyat Malaya (PRM) berdiri pada 11 November 1955. Saat itu, pria yang baru berusia 21 tahun itu masih mengajar di Sekolah Tebuk Java, Sabak Bernam yang saat itu masih dianggap sebagai daerah hulu, memiliki persediaan dan infrastruktur dasar. Dia mendaftar sebagai spesialis PRM di cabang Gombak dan menjadi asisten bisnis di cabang Gombak tahun itu.

Perjuangan politik Ishak terus dipupuk melalui PRM hingga akhirnya keluar dari PRM pada tahun 1968. Penyimpangan ideologi dan konflik internal partai menjadi faktor utama kepergiannya dari PRM. Bersama Sharif Babul dari Perak, Sheikh Hassan Jaafar dari Kedah dan Ishak sendiri dari Selangor, ketiganya dikenal sebagai “tiga serangkai” bersama-sama mendirikan Parti Marhaen Malaysia (PMM) dengan dukungan Ahmad Boestamam pada 3 Agustus 1968.

Rapat pengurus PMM digelar di rumah Ishak sendiri di Batu 4, Jalan Gombak. PMM kemudian bergabung dengan Partai Keadilan Sosial (Pekemas) yang diketuai oleh “Tuan Oposisi”, Tan Chee Khoon pada 19 Juli 1974.

Sedangkan Boestamam yang keluar dari PMM pada awal 1972 lalu memilih kembali ke partai lamanya yang kemudian berganti nama menjadi Parti Sosialis Rakyat Malaysia (PSRM), Ishak juga memilih bergabung dengan Parti Islam Se-Malaysia (PAS). ) pada tahun 1986. Pemilihan partai PAS sebagai forum baru Ishak merupakan refleksi dari efek revolusi politik dan sosial melalui Revolusi Iran dan efek dari Tragedi Memali.

Biografi dan pemikiran politik Ishak dapat digali lebih jauh melalui penerbitan memoarnya yang diupayakan oleh Benz Ali bersaudara melalui penerbitan Republika Buku pada tahun 2022.

Ishak adalah anak pada masanya

Pemikiran politik sosialisme yang diyakini Isaac adalah interaksinya dengan lingkungan sosial dan intelektual pada masanya di tahun 1950-an, 1960-an, dan awal 1970-an khususnya. Pendapat dan sikap Ishak memancarkan semangat pada masa itu dan pada zaman-zaman berikutnya. Maka tidak mengherankan jika ideologinya banyak diwarnai oleh lanskap sosial yaitu Sosialisme dan Islamisme.

Jika melihat lingkungan sosial sekitar tahun 1930-an, 1940-an, dan 1950-an, dekade-dekade tersebut merupakan bagian dari era perkembangan ideologi. Berbagai cita-cita masyarakat Malaya telah dideskripsikan oleh kaum nasionalis.

Berbagai gerakan sosial mulai bermunculan dan kemudian meningkat pada masa itu. Nasionalisme Melayu berkembang di madrasah dan perguruan tinggi. Di madrasah, gerakan nasionalis diwakili di Gunung Semanggol dan di perguruan tinggi, gerakan nasionalis diwakili di Sekolah Latihan Sultan Idris (SITC) Tanjung Malim.

Saat itu, kolonialisme sedang memuncak. Semua peristiwa ini membentuk pemikiran Ishak. Dalam suasana sosial yang demikian, Ishak bergabung dengan PRM yang berdiri pada 11 November 1955. PRM merupakan salah satu dari tiga gerakan. Dua lainnya adalah Partai Buruh Melayu (PBM) pimpinan Ishak Haji Muhammad (Pak Sako) dan PAS pimpinan Dr Burhanuddin Al-Helmy.

Rombongan ini disebut triumvirat karena menuju pelabuhan yang sama seperti dikemukakan Burhanuddin. Menurut Burhanuddin: “Kami dari tim PAS meluncurkan kapal perjuangan kami menuju pelabuhan cita-cita Islam yang berlayar sangat jauh, namun kami sama-sama berangkat berdampingan dengan nasionalisme sejati dan generasi sosialisme.”

Menurut undang-undang perjuangan perubahan sosial, Burhanuddin mengakui: “Pasukan nasionalis akan datang lebih dulu, kemudian kami juga akan mengirim dan menemani generasi sosialis ke pelabuhan Islamisme.”

Jadi ketiga partai ini yaitu PRM, PBM dan PAS telah mengembangkan kekuatan sosial di masyarakat yang bersumber dari petani, buruh, dan aliran Islamisme. Yaitu gabungan dari kekuatan nasionalisme, agama dan sosialisme (Nasasos). Dalam momen dan sejarah nusantara, konsep Nasasos telah berperan besar dalam memperjuangkan kemerdekaan. Hal ini sangat jelas terlihat dalam upaya melawan penjajahan Belanda seperti yang terlihat di Indonesia.

Tahun 1950-an adalah masa kebangkitan nasionalis Asia dan Afrika untuk membebaskan diri dari penjajahan.

Oleh karena itu Konferensi Bandung 1955 mempertemukan para pemimpin nasionalis baik dari benua Asia maupun Afrika untuk memilih jalan maju yang mandiri. Di Malaya, PRM yang beranggotakan Ishak menjadi bagian dari gerakan progresif ini.

Nampaknya PRM lengkap dengan ideologi sosialisme yang disesuaikan dengan sejarah dan sosiologi Malaya (kemudian Malaysia) dalam kerangka nusantara yang luas. PRM yang diikuti Ishak juga merupakan kelanjutan dari gerakan Melayu sayap kiri yang bangkit setelah dipukul habis-habisan pada tahun 1948 oleh penjajah Inggris.

Dengan ideologi marhaenisme, berbagai program politik sosial, kebangsaan dan demokrasi juga diusung oleh PRM. Demokrasi liberal ditolak oleh partai.

Sejak saat itu, lambang PRM juga mengalami perubahan namun tetap dengan kepala banteng atau kepala pohon salam. Sebuah roda penggerak ditambahkan ke lambang yang menunjukkan kelas pekerja. Sedangkan warna merah, putih dan hitam tetap dipertahankan.

Pada tanggal 27 Desember 1969, nama partai PRM diubah menjadi Parti Sosialis Rakyat Malaya (PSRM) sejalan dengan perubahan ideologi dari Marhaenisme menjadi Sosialisme Ilmiah. Perubahan ideologi ini sebelumnya telah disepakati dalam Kongres Nasional PRM ke-13 yang diselenggarakan di Kangar pada 16-18 April 1968.

Menurut institusi partai, Marhaenisme sebenarnya adalah sosialisme. Itulah intinya. Nama diubah. Isinya sama. Nama ilmiah diberikan untuk membedakan PRM dengan sosialisme tambal sulam yang muncul di Malaysia sejak tahun 1960-an. Aliansi Umno, MCA, MIC bersama Singapore People’s Action Party (PAP) dengan dukungan Kerajaan Inggris pada tahun 1960-an kembali melemahkan gerakan Kiri di Malaysia setelah dihantam keras oleh pelaksanaan Darurat 1948 akibat penjajahan Inggris. . konspirasi.

Lingkungan sosial dan politik internasional

Sementara itu, melihat masa-masa awal pembangunan dimana Ishak mulai aktif dalam perjuangan politik. Asia Tenggara saat itu menjadi ajang benturan kekuatan sosial-politik dan diikuti oleh perselisihan terbuka atas arus ideologis.

Misalnya melalui perjuangan heroik rakyat Vietnam melawan kekuatan imperialis Amerika Serikat. Kemudian rekayasa sosial raksasa diluncurkan di Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja. Juga kebangkitan memori sosial dan memori sejarah gagasan Maphilindo.

Namun sebaliknya, muncul rezim otoriter di Indonesia yang diikuti pertumpahan darah dalam peristiwa G30S di sana. Konflik seputar pembentukan Malaysia merugikan gerakan Kiri di Malaysia, kehancuran total perjuangan gerakan Kiri di Singapura, dan Revolusi Tiongkok terhenti setelah kematian Mao Zedong. Semua peristiwa ini mewarnai pikiran Ishak.

Namun, gerakan Kiri tidak mati. Dia hanya dikalahkan sementara. Keinginan terbukanya hanya terkubur sesaat. Jangan pernah mati tapi hanya terluka lagi

1989 saat runtuhnya Sosialisme Nasional, bukan ideologi sosialisme sebagai pandangan dunia. Pukulan ideologi ekonomi neoliberalisme yang mengiringi ternyata membawa globalisasi sejak tahun 1999-an terus mempengaruhi sosialisme sebagai cita-cita.

Sosialisme tidak mati

Namun, penelitian telah menemukan bahwa ketika kekayaan meningkat, ketimpangan pendapatan tampaknya terjadi. Pada tahun 2014, Thomas Piketty, seorang ekonom asal Perancis yang mengumpulkan data dari tahun 1789 di beberapa negara kapitalis maju, menemukan bahwa kekayaan sebenarnya tidak mengalir, sebaliknya, sistem kapitalis yang dipraktekkan selama ini menyebabkan kekayaan tersebut tersedot. .

Perlu juga dipahami bahwa kekayaan yang dikumpulkan oleh investor selama bertahun-tahun bukan hanya hasil kerja keras mereka, tetapi kekayaan mereka dikumpulkan melalui warisan keluarga kaya. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa ketimpangan kekayaan menurun pada saat institusi negara mengintervensi kehidupan ekonomi warganya.

Pada 2019, Piketty menulis buku setebal 1.000 halaman lainnya yang secara ilmiah menghubungkan hubungan antara ketimpangan kekayaan dan ideologi kapitalisme.

Di Barat, sejak awal abad ke-21, telah terjadi gerakan dengan semboyan “dunia alternatif memang mungkin”. Pekerjaan peran negara yang telah diterima begitu saja oleh pasar sejak tahun 1990-an kini mulai mendapat perhatian.

Di Malaysia, krisis pandemi Covid-19 yang dimulai pada Maret 2020 menunjukkan potensi dan upaya institusi nasional untuk memainkan peran normal dalam kehidupan ekonomi masyarakatnya terlepas dari peran pasar. Untuk waktu yang lama, institusi nasional dikritik oleh pasar karena tidak efisien, mubazir, dan terlalu besar.

Namun pengalaman menghadapi krisis Covid 19 baru-baru ini tidak membenarkan tuduhan tersebut.

Maka untuk maksud di atas, perlu ditonjolkan alur dan arah pemikiran serta visi para pejuang awal dalam kekuatan dan usaha mulianya untuk mencapai puncak (sebagaimana judul novel Boestamam, Merintis Jalan Menuju Puncak, terbitan tahun 1971). . Sementara ketiga yacht itu menunggu untuk berlabuh, urutan sejarahnya sama seperti yang diungkapkan Burhanuddin. Dalam konteks ini, kita dapat memahami kembali makna perjuangan Ishak.

Meski Amanah yang didampingi Ishak pada 2016 lalu, kini dinilai gagal membawa gagasan Nasasos seperti yang diilhami Burhanuddin, apa yang lebih penting? Mengapa terlihat di akhir hayatnya Ishak masih setia mendukung konsep Marhaenisme? Sebenarnya, almarhum adalah anak pada masanya. Perpisahan dan berlabuh ke alam abadi untuk Cikgu Ishak Surin.

Abdul Halim Ali adalah mantan Sekretaris Jenderal Partai Sosialis Rakyat Malaysia dan Iqkram Ismail adalah seorang mahasiswa Ilmu Sosial.

* Artikel ini adalah pandangan pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan MalaysiaNow