Jaminan Perdana Menteri Anwar Ibrahim tentang aliansi yang kuat dan praktis dengan Barisan Nasional (BN) telah ditanggapi dengan skeptis, mengingat keadaan lanskap politik saat ini.
Fakta bahwa Umno, yang dikenal karena mengkhianati mitranya, menuntut pengampunan kerajaan untuk mantan pemimpinnya, Najib Razak, telah meningkatkan kemarahan para pemimpin Pakatan Harapan (PH) atas stabilitas pemerintah.
Kepercayaan rakyat hancur ketika Ahmad Zahid Hamidi, yang saat ini menghadapi 47 tuduhan korupsi, penukaran uang ilegal dan penyalahgunaan kekuasaan, diangkat sebagai pengganti perdana menteri.
Banyak yang meragukan komitmen pemerintah PH-BN untuk melakukan reformasi, percaya bahwa dia akan melakukan apapun untuk mempertahankan pengaruhnya, termasuk mendukung permohonan grasi Najib.
Kegagalan perdana menteri untuk memastikan stabilitas telah menimbulkan keraguan di kalangan pemilih PH.
Mereka bertanya-tanya apakah pemimpin mereka benar-benar fokus untuk memperbaiki negara atau hanya ingin berkuasa.
Kurangnya karisma dan kompetensi yang dirasakan ini telah menempatkan Anwar pada titik kritis dalam kepemimpinannya.
Penting untuk dicatat bahwa Yang di-Pertuan Agong hanya akan menggunakan kewenangannya untuk memberikan grasi berdasarkan saran dari Pardon Society.
Badan tersebut terdiri dari pejabat negara, menteri provinsi, menteri dalam negeri, dan hingga tiga ahli tambahan yang ditunjuk oleh Agung.
Sebagai perdana menteri yang juga mengemban tanggung jawab sebagai menteri provinsi, Anwar terlihat terlibat langsung dalam proses tersebut.
Seruan UMNO untuk pengampunan Najib menunjukkan bahwa mereka tidak pernah menjadi mitra setia tanpa motif tersembunyi.
Setiap langkah yang diambil perdana menteri dalam kasus ini akan berdampak besar pada masa depan PH.
Jika serikat pekerja melanjutkan pendekatan saat ini, mereka akan kehilangan keputusan yang menguntungkan mereka.
Pemungutan suara juga kemungkinan besar akan membalas dendam atas ingkar janji yang dibuat selama pemilihan umum lalu dengan menarik kembali dukungan pada pemilihan nasional berikutnya.
Kehilangan dukungan ini akan menjadi bencana bagi serikat pekerja.
Selain itu, jika Anwar gagal memenuhi tuntutan Umno, BN juga akan mencabut dukungannya, yang berpotensi menyebabkan hilangnya mayoritas di parlemen dan berakhirnya dominasi kerajaan PH dan BN.
Kemungkinan ini meragukan kemampuan perdana menteri untuk membuat keputusan guna memastikan stabilitas jangka panjang dan kekuasaan pemerintahannya.
Terakhir, momen ini menjadi titik balik penting bagi PH.
Perdana menteri dan pemerintah kerajaannya harus mengatasi masalah ini dan menunjukkan komitmen mereka untuk memenuhi janji pemilihan mereka kepada para pemilih.
Tindakan mereka akan menentukan nasib kumpulan dan kepercayaan pemilih pada mereka. Kegagalan untuk mengatasi masalah ini dapat merusak asosiasi PH.
Rakyat harus memutuskan apakah menerima pemerintahan yang mengorbankan nilai-nilainya demi kekuasaan atau menuntut pemimpin yang mengutamakan kemajuan negara.
Mahathir Mohd Rais adalah kepala petugas informasi untuk Aliansi Nasional Regional.
* Artikel ini adalah pandangan pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan MalaysiaNow.